Kejadian pertama :: siang hari (#panas) di bulan Juni 2010 (#eh Juni apa Juli ya,,saya agak lupa =D)
Siang itu saya akan ke rumah sahabat saya,Icha, untuk sekedar maen. Ketika lewat Jalan Parangtriris, saya baru inget kalo saya ngga bawa dompet,,dan otomatis SIM+STNK pun ketinggalan dooooong. Ah tapi gapapa ding, saya cuek aja, males kalo musti pulang ngambil dompet!!(#dengan harapan ngga akan ada razia,,secara dua hari sebelumnya saya uda kena razia di Jalan Imogiri).
Melewati belokan ringroad selatan (menuju arah barat), tiba-tiba saya dapati segerombolan polisi yang tengah merazia kendaraan bermotor yang tengah lewat, kontan saya pun kaget dan merasa syok lantaran saya ngga bawa SIM+STNK. Mampus de saya!! (#sepertinya kalimat itu terlontar saat itu,, hehe). Singkatnya, Pak Polisi menghampiri saya dan berkata "Selamat siang mbak, bisa tolong tunjukkan SIM+STNKnya". Dengan perasaan was-was dan khawatir, saya pura-pura mengambil dompet di tas (#padahal saya kan ngga bawa dompet,,tapi mala bawa wadah yang mirip dompet untuk tempat bedak,lip ice dan eye roll on =D).
Seketika itu pula sebelum saya keluarkan dompet (#wadah mirip dompet), saya langsung spontan berkata pada Pak Polisi :
Saya : "Pak tadi saya uda kena razia di sebelah timur sana".
Polisi : "Ooooo,,,di sebelah mana mbak?" (#dengan mimik percaya pada saya).
Saya: "Di sana Pak,,di jalan Imogiri" (#padahal engga ada razia di sana dan saya juga ngga lewat sana tuh!. hehe). "Kemaren lusa saya juga uda kena razia Pak di Jalan Imogiri juga. Sering banget sih Pak ada razia!" (#kalo yang ini beneran kejadian saya alami,,dan saya selamat karena bawa SIM+STNK)
Polisi : "Oh begitu ya,,ya sudah silahkan mbak. Kalo ngga mo kena razia,ngga usa keluar naek motor mbak" (#membiarkan saya berlalu tanpa musti mengeluarkan SIM+STNK)
Hahahaaaaaaa (#ketawa jahat) saya senang sekali berhasil lolos dari jeratan tilang dan ngga perlu kehilangan duit 60ribu (#eh berapa sih tepatnya kalo ngga bawa SIM+STNK?). =D
Siapa yang lebih cerdik kalo begini?
#cerdik berbau kebohongan sih tapi.eheheheeee. Gapapa ding bohong dikit,,salah siapa Pak Polisinya gampang dikibulin! =D
Kejadian kedua :: pagi hari jam7.30 Selasa,14 Desember 2010.
Pagi itu saya diajak Ibu ke Puskesmas tempat Ibu bekerja untuk membantu pekerjaannya di sana (#jadi asisten ceritanya... ehehee). Seperti biasa, jalan yang kami lewati adalah Jalan Parangtritis yang super rame kalo jam berangkat kerja maupun sekolah. Dengan lancar Ibu menyetir dan begitu sampe di perempatan ringroad selatan,lampu lalulintas masi menunjukkan warna merah yang artinya musti berhenti dan itu berlaku untuk belok ke arah kiri (#belok kiri ikuti lampu, begitu tanda yang tertulis disana).
|
Ibu yang tengah menyetir... |
Lampu lalulintas menunjukkan warna hijau,,kendaraan mulai bergerak maju begitu pula dengan kendaraan kami. Dengan gesit Ibu menyetir dan ingin sesegera mengejar lampu hijau agar ngga lekas berganti lampu merah. Tapi apa daya,lampu lalulintas telah berganti jadi merah (#baru sebentar sih..) dan Ibu pun tetap melanjutkan bergerak belok ke arah kiri dan ternyata diikuti kendaraan yang laen. (#Ah uda telanjur ini,,kayaknya pikiran Ibu begitu! #saya sotoy). Tetapi tanpa disangka-sangka, tiba-tiba terdengar peluit panjang seorang Polisi yang kebetulan tengah berjaga di pos situ dan mendekat ke arah kami.
"Priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit..."
Pak Polisi menghampiri kami (#kali ini bukan polisi yang sama yang dulu berhasil saya kibuli), "Selamat pagi Bu" begitu kalimat awal yang dia bilang, Ibu saya pun membalasnya.
"Ibu tau bahwa tadi lampu lalulintas sudah menunjukkan warna merah? tetapi kenapa Ibu terus bergerak sementara ada tulisan di situ bahwa belok kiri ikuti lampu?"
Bukan Ibu yang menjawab pertanyaan polisi tersebut tapi saya langsung menjawab : "Oh iya to Pak? (#pura-pura ngga tau).
Polisi tersebut langsung meminta Ibu saya untuk mengeluarkan SIM+STNK, tapi sebelum Ibu mengeluarkan keduanya, saya langsung nyolot "Kenapa emang Pak ko musti mengeluarkan SIM+STNK? emangnya razia Pak? masa pagi-pagi ada razia..."
Polisi : "Bukan begitu mbak, tapi saya hanya ingin melihat saja, lagipula tadi itu terjadi pelanggaran lalulintas".
Saya pun cepat-cepat menimpali ucapannya sementara Ibu masi mencari STNK di tasnya, "Pak,Anda kenal Pak Suparman ngga, itu lho Kapolsek yang juga ustad?"
"Suparman yang rumahnya widoro itu mbak?" polisi itu mala balik tanya...
"Iya Pak,,benar sekali. itu tetangga saya lho Pak" jawab saya.
Polisi : "Oallaaaaaaaaah jadi Ibu dan mbak ini tetangganya Pak Suparman to. Kalo begitu silakan anda melanjutkan perjalanan Bu.. Hati-hati,laen kali tolong perhatikan baik-baik lampu lalulintas yang ada"
Saya buru-buru bilang : "Siap Pak! terimakasih. Oiya bapak mau nitip salam buat Pak Suparman ngga? (#hahaaa saya iseng sekali bilang itu).
Polisi itu membiarkan kami berlalu tanpa musti mengeluarkan SIM+STNK. Saya sendiri heran juga kenapa bisa begitu. Aman de! soalnya Ibu ngga punya SIM A,,(#uda ngga berlaku sejak 2taun lalu dan belum juga bikin yang baru). Tapi polisi itu mala nitip salam beneran untuk Pak Suparman,,Alhasil saya musti dateng buat menyampaikan salam dong! (#padahal saya ngga kenal Pak Suparman meskipun beliau adalah tetangga saya)hahahaaa,,,
Ah saya anggap aja becanda,,toh tadi tawaran salam saya juga cuma becanda ko.hehe..
Hahaaa untuk kedua kalinya saya berhasil lolos dari tilang polisi (#yang kedua ini sebenernya Ibu yang kena ding!kan ngga punya SIM A).
Jadi,,,siapakah yang lebi cerdik kalo begitu??
=D
#Tapi saya ingin bilang,"maap ya pak polisi,,,"#
#Ya Alloh ampunilah dosa-dosaku...#